Berasal
dari sebuah keluarga yang sederhana tetapi sangat bahagia. Pengalaman selama
saya hidup memang tidak terlalu menyedihkan, karena saya masih bisa tertawa
disaat saya berada dalam tekanan apa pun.
Awalnya
memang tidak ada niat untuk serius hanya sekedar iseng/coba-coba namun
menghasilkan sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan dan menjadi
kebanggaan buat saya mungkin juga buat orang terdekat saya.
Waktu
itu disekolah saya ada sebuah seleksi Atletik tepatnya Lompat Jauh (Long Jump)
untuk sebuah event O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional). Event itu diadakan
setahun sekali, ketika itu saya masih kelas 2 SMA. Setelah saya mengikuti
seleksi bersama teman-teman, Ternyata saya di ajak oleh guru sekolah untuk
latihan rutin. Dari latihan itu saya semangat dan tidak ada yang ditargetkan
oleh guru saya dalam mengikuti event itu karena saya baru pertama kali
mengikutinya saya hanya memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan saya.
Selama
satu bulan saya berlatih ternyata hari pertunjukan itu tiba. Dengan perasaan
yang gugup jantung berdetak lebih kencang, mulailah giliran saya. Mengawali
dengan tarik nafas dan Bismillah. Tidak disangka ternyata saya keluar sebagai
lompatan terjauh dari yang lainnya. Dan saya dapat melanjutkan ketingkat
Provinsi yaitu di Bandar Lampung. Ini
adalah langkah awal untuk kedepan.
Kembali
ke rumah dengan rasa bahagia atas apa yang saya raih. Tapi perjalanan masih
panjang untuk berada di tingkat Nasional.
Setelah
itu saya kembali berlatih dengan arahan guru saya. Saya mengikutinya dengan
baik. Sampai tiba saatnya pertunjukan untuk yang kedua kalinya. Tetap tidak ada
target seperti yang dikatakan guru saya, namun tidak saya sia-siakan begitu
saja. Ini adalah sebuah jalan untuk mencapai kesuksesan jika saya mampu bersaing.
Ternyata.......???Ya,,,
dengan sepenuh hati dan semua kemampuan yang saya miliki dari latihan itulah,
akhirnya saya kembali mendapatkan tiket untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi. Yaitu tingkat Nasional yang akan menguji saya apakah mampu bersaing
atau tidak.Kembali
ke kampung dengan membawa kemenangan dan menjadi kebanggan bagi sekolah dan
orang-orang terdekat saya terutama orang tua dirumah.Dari
situ saya kembali berlatih dengan beban yang cukup berat bagi saya. Karena di
saat teman-teman sedang belajar hanya saya sendiri berlatih, tetapi tetap
semangat yang diberikan oleh teman-teman. Agar saya mendapat hasil yang
maksimal.
Kurang
lebih satu bulan saya berlatih di sekolah saat anak-anak kelas 3 SMA sedang
melaksanakan Ujian Akhir Sekolah, saya berada dilapangan di tengah-tengah
sekolah untuk menjalankan latihan. “mungkin orang-orang melihat latihan saya
seperti orang gila” dengan peralatan yang sederhana lari dengan diikatkan tali
dipinggang dengan membawa satu ban mobil milik guru saya... Benar-benar latihan
yang sangat ekstra berat buat saya setiap hari saya lakukan itu, begitu juga di
rumah saya melakukan hal yang sama.Di
sela latihan ada penyemangat pribadi buat saya ketika itu. Bukan seseorang yang
asing bagi saya tetapi cukup lama saya tidak melihat dia. Dandia juga bukan
seorang pacar tapi dia dulu pernah menjadi pacar saya. Ya begitulah kasih yang pernah ada.
Kemudian
datanglah hari keberangkatan ke Jakarta bersama guru saya yang selalu
mendampingi saya. Dia bernama bapak Mujio. S,pd. Layaknya anak dengan orang tua
ketika saya berada disana. Berkumpul dengan teman-teman baru lainnya yang dari
Lampung, juga berkumpul bersama-sama di LPMP Jakarta Selatan dengan anak-anak
dari seluruh penjuru Indonesia untuk mengikuti event O2SN tersebut.
Gemetar
tubuh ini melihat mereka dengan perawakan yang besar, saya merasa paling kecil
diantara mereka. Tapi saya tidak mau kalah pada hari pertunjukan itu. Tiga hari
saya menunggu hari pertunjukan, akhirnya tiba hari itu. Hari yang menentukan
apakah saya mampu bersaing dengan teman-teman dari penjuru Indonesia lainnya.
Ternyata
ada hal yang terjadi sebelum saya berangkat ketempat pertunjukan..? saya tidak
membawa baju dan celana dari rumah yang disarankan oleh guru saya... tidak ada
jalan lagi untuk mendapatkan itu, jalan terakhir adalah meminjam baju dan
celana itu. Ya, akhirnya saya mendapatkan pinjaman celana teman saya yang sudah
berada dikamar mandi dan dia adalah perempuan. Kemudian baju saya dapat dari
teman sekamar saya dia laki-laki. Apa boleh buat hanya ini yang saya dapatkan
dan langsung saya pakai.
Berangkat
menuju tempat pertandingan di Depok tepatnya di Stadion Universitas Indonesia,
sebuah pengalaman baru lagi buat saya....
Menunggu
sebentar untuk mendapkan nomer dada yang akan menjadi giliran saya. Melakukan
pemanasan sebentar bersama teman-teman baru yang berada ditempat.
Pertunjukan
pun akhirnya dimulai. Siapakan yang akan mendapatkan yang terbaik diantara saya
dan teman-teman lainnya. Sama seperti pertunjukan sebelumnya dimana saya tidak
diberi target untuk mendapatkan juara. Hanya mengeluarkan seluruh kemampuan dan
konsentrasi penuh. lompatan demi lompatan sudah saya lakukan ternyata saya
masuk ke enam besar. Istirahat sebentar kemudian dilanjutkan kembali.
Mendapatkan
giliran lompat ke tiga bukan hal yang mudah. Badan saya terasa bergetar, detak
jantung berdetak keras, sama ketika saya menulis pengalaman ini rasanya.
Tiba
giliran saya untuk membuktikan apakah saya mampu atau tidak.???Lompatan
pertama dan kedua rasanya jauh di bawah mereka, tidak sampai disitu saja masih
ada satu lompatan terakhir. Guru saya memberikan pengarahan kepada saya “jika
kamu bisa menambah lompatan sejauh 3-4 cm maka kamu masuk ke 4 besar. Itu saja
sudah cukup membanggakan, karena ini merupakan pertama kalinya untuk saya.
Teman-teman
diluar terus memberikan semangat “Kamu bisa dan tatap ke depan”.Mengeluarkan
seluruh kemampuan dan tenaga yang masih saya miliki. Mungkin itu tidak cukup
untuk mendapatkan peringkat satu. Namun,
sepenuh hati saya lakukan apa pun hasilnya itu lah yang terbaik untuk saya.
Lompatan
terakhir untuk saya tiba,,,, Dag,,Dig,,Dug...gemetar rasanya.. tapi tetap dalam
konsentrasi penuh dan menatap kedepan...
tarik nafass... dan.Go.....
berlari dengan kencangnya, Kemudian lompat dan melayang di udara. . .Ketika
lompatan saya mendarat di dalam arena, juri mengukur lompatan itu....
Apa
yang terjadi ???? seberapa jauhkah lompatan saya ???
Dag..dig..dug...
derrr...
Juri
mencatat itu dan mengumumkan... lompatan 5,95 meter.
Yaa..
good... hasil yang sangat maksimal yang saya dapatkan dengan penuh syukur pada
Allah.
Akhirnya
saya menduduki peringkat ke-3 Nasional di bawah, Jakarta dan Jawa Barat...
perbedaan lompatan yang sangat tipis... berjabat tangan dengan mereka dan guru yang selalu mendampingi saya pun
mengucapkan selamat kepada saya...
Lompatan
perwakilan Jakarta sejauh 6,00 meter, sedangkan Jawa Barat sejauh 5,99 meter
dan terakhir saya perwakilan dari Lampung sejauh 5,95,. Bagaimana mungkin ini
bisa terjadi dengan perbedaan yang sangat tipis sekali, apakah ada kecurangan
didalamnya. Hanya Tuhan (Allah) yang mengetahui semua itu, saya tidak mau
berprasangka buruk. Karena bagi saya itu sudah sangat memuaskan dan
membanggakan.
Penghargaan
pun saya dapatkan medali Perunggu, Piagam sebagai Juara 3, dan tabungan yang
sangat bermanfaat buat saya untuk menunjang pendidikan di kemudian hari.Kemudian
kami semua kembali ke kampung halaman dan sebelumnya bertukar nomer hp agar
bisa berkomunikasi walaupun jauh.
Sampai
ke kampung halaman. Orang tua saya tepat berada didepan rumah dan mereka kaget
saya sudah pulang. Disambut dengan hangat, Bersalaman dan ucapan selamat buat
saya. Terharu, bahagia dan senang bercampur aduk...Setelah
kembali ke sekolah mendapatkan hujan Ucapan Selamat dari guru lainnya atas
hasil yang sangat membanggakan sekolah, begitu pun dengan teman-teman.
Hari
itu adalah kenaikan kelas dan kelas tiga telah menunggu saya. Setiap hari di
sekolah bersama teman dalam canda dan tawa... apa pun itu bersama teman akan
menjadi pengalaman yang takkan pernah terulang...Sangat
singkat berada di sekolah bersama teman hingga akhirnya datang sebuah hari
kelulusan dan hari perpisahan kelas 3 untuk guru-guru yang telah mengajar
dengan sepenuh hati dan teman-teman yang selalu membuat hari terasa berbeda
sangat berharga...
Saya
sangat berterimakasih kepada Guru olahraga Bpk. Mujio. S,pd sebagai pelatih
yang telah mengajarkan dan mendampingi saya ketika itu.
Thanks
to: God is Allah SwtMy Family on suport: Mother & Father,
my elder sister & brother. And all my friend Thanks for All.
“Waktu yang telah berputar takkan kembali dan
hanya akan menjadi pengalaman dan pelajaran untuk kita. Apakah akan menjadi
lebih baik atau menjadi lebih buruk. Semua ada ditangan kita, bagaimana cara
kita untuk menghadapi dan cara kita bertindak”
By:
Enggar Sismantohari This is story in my live