Senin, 07 Mei 2012

Filsafat Islam

BAB II
PEMBAHASAN
 FILSAFAT ISLAM

  1. Pengertian Filsafat Islam
            Islam sebagai agama yang mengajak untu memikirkan, menganalisa, dan mengarahkan pandangan kepada bukti-bukti yang ada di langit dan bumi, Islam tidak mengharamkan pembahasan atau mempersempit kebebasan berfikir.
            Filsafat islam khas dengan berbagai masalah dan problematika, yang dikemukakan sebagai sebagai penyelesaiannya Filsafat Islam meneliti problematika yang satu dan banyak menyelesaikan korelasi antara Allahdengan para pemeluknya sebagai problema yang menyulut peradaban panjang dikalangan Mutakalimin. Filsafat Islam dilingkungan dimana dia hidup dan tidak terlepas dari kondisi yang melingkupinya, maka filsafat islam adalah filsafat religious spiritual. Filsafat islam berupaya memadukan antara wahyu dan akal antara akidah dengan hikmah, antara agama dengan filsafat dan berupaya menjelaskan kepada manusia bahwa :
 1. Wahyu tidak bertentangan dengan akal
 2. Akidah jika diterangi dengan sinar filsafat akan memantapkan dalam jiwa dan kokoh
     dihadapan  lawan.
 3. Agama jika bersandar dengan filsafat akan menjadi filosofis sebagai mana filsafat menjadi
      religious.
 
            Topik-topik Filsafat Islam antara lain :
     a. Memaparkan tentang teori ada (ontology) menunjukan pandangan tentang waktu, ruang,
         materi dan kehidupan (kosmologi)
     b. Membahas tentang epistemology teori pengetahuan, membedakan antara jiwa dan akal,
         benar dan salah, serta antara dugaan dan kepastian
     c. Berbicara tentang teori keutamaan dan kebahagiaan
     d. Mengadakan pembagian filsafat  teoritis dan praktis (fisika, matematika, metafisika,
         moral, pengaturan rumah tangga dan politik)

  2. Tokoh-tokoh Filsafat Islam
              1.  Al-Kindi
              Ya’kub Ibnu Ishaq Al Kindi lahir di Kuffah Irak tahun 796 M. Ia penganut aliran Mu’tazilah kemudian belajar filsafat. Bagi Al Kindi orang yang menolakFilsafat berarti mengingkari kebenaran, dan dapat dikelompokkan kafir, karena orang tersebut telah jauh dari kebenaran. Pengetahuan kebenaran, termasuk tentang Tuhan, KekuasaanNya, apa yang baik dan berguna. Kita harus menyambut kebenaran dari manapun datangnya, sebab tidak ada yang berharga bagi pencari kebenaran itu sendiri.
   Filsafat Ketuhanan
            Tuhan adalah wujud sempurna dan tidak didahului wujud lain. Tuhan adalah maha esa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada zat lain yang menyamainya dalam segala aspek, Ia tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan. Tuhan bukan benda.
            Bagi Al-Kindi tiap-tiap benda mempunyai dua hakekat, yaitu juz’iyah yang disebut aniah dan hakekat kulli yang disebut mahiah yaitu hakekat bersifat universal dalam bentuk genus dan species. Tuhan tidak mempunyai hakekat aniah dan mahiah.

Tidak aniah karena Tuhan tidak termasuk benda-benda, tidak tersusun dari materi dan bentuk. Tuhan tidak mempunyai hakikat mahiah, sebab Ia bukan genus dan species, Tuhan satu, tidak ada yang serupa dengan Tuhan.
   Kosmologi
            Alam ini dijadikan Tuhan dari tiada (Creatio ex nihilio) Allah tidak hanya menjadikan alam, tetapi juga mengendalikan, mengatur dan menjadikan sebagiannya menjadi sebab bagi yang lain. Di alam ini ada gerak yang terhimpun dalam empat sebab yaitu :
     1. Sebab Material ( Al-‘unshuriyyah)
     2. Sebab Bentuk (Al-Shuriyyah)
     3. Sebab Pembuat (Al-Fa’ilah) 
     4. Sebab tujuan atau manfaat (Al-tammiyyah)
            Dari keempat sebab itu dapat di umpamakan, meja tulis, bahannya berupa papan disebut sebab materi, bentuknya empat persegi disebut bentuk, tukang yang mengerjakan disebut  sebab pembuat, dibuat untuk tempat menulis disebut sebab tujuan atau manfaat.
   Jiwa
            Jiwa tidak tersusun, substansi  roh berasal dari substansi Tuhan. Hubungn roh dengan Tuhan sama seperti hubungan cahaya dan matahari. Jiwa bersifat spiritual, Ilahiyah, terpisah dan berbeda dari Tubuh. Jiwa dan Jisim saling berhubungan dan saling member bimbingan  agar menjadi serasi dan seimbang. Untuk mencapai keseimbangan manusia memerlukan tuntunan yaitu Iman dan wahyu.  Jiwa dibagi menjadi tiga daya yaitu daya bernafsu, daya pemarah dan daya berfikir.                
   Moral
            Al-Kindi mengecam para Ulama yang memperdagangkan agama untuuk memperkaya diri dan para filosuf yang memperlihatkan jiwa kebinatangan  untuuk mempertahankan

kedudukannya dalam Negara.filsafat melatih keberanian dan hikmah dalam keseimbangan sebagai keutamaan pribadi.

            2.  Al-RAZI
            Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya Al-Razi, lahir di Ray dekat Teheran  pada tanggal  1 Sya’ban 251 H, Ia seorang rasionalis murni, menurutnya dengan akal dapat mengetahui yang gelap, jauh dan  yang tersembunyi, serta mengetahui Tuhan.
   Metafisika
            Filsafat Al-Razi terkenal dengan ajarannya lima kekal yaitu: Allah Ta’ala, Jiwa Universal, Materi pertama, Ruang Absholut dan Masa Absholut. Dua dari lima kekal itu hidup dan aktif yaitu Tuhan dan jiwa universal. Satu dari padanya tidak hidup, tidak aktif dan tidak pasif yaitu ruang dan masa.
Materi pertama adalah substansi yang kekal yang terdiri dari atom-atom, bila dunia dihancurkan maka akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Materi kekal, materi yang padat menjadi substansi bumi, lebih renggang dari pada unsur bumi menjadi air, lebih renggang lagi udara dan yang renggang api.
            Waktu adalah substansi yang mengalir dan bersifat kekal, waktu dibagi menjadi dua yaitu waktu mutlak dan relative.
   Moral
Hawa nafsu harus berada dibawah kendali akal dan agama. Kelengahan menghalangi orang untuk belajar dan bekerja lebih banyak. Kecemasan berlebihan dapat membawa seseorang kepada halusinasi, melakolik dan bersikap loyo, tamak membawa bencana, semberono dan rakus mendatangkan kecelakaan.
 
   Kenabian
            Akal adalah karunia Allah yang terbesar  untuk manusia. Daengan akal manusia dapat memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya, bahkan memperoleh pengetahuan tentang Tuhan.  Wahyu dan Nabi sebagai pembawa berita eskatologis (alam keahiratan) serta kematian. Kematian bukan suatu hal yang perlu ditakuti, karena bila tubuh hancur maka ruh juga akan hancur, setelah mati tidak sesuatupun terjadi pada manusia, karena tidak merasakan apa-apa. Al-Razi menolak mu’jizat  Al-quran baik dari segi isi maupun gaya bahasanya.
           
3.  AL-FARABI
            Al-Farabi lebih dikenal dengan Abu Nasrh. Ia lahir di Wasij  Turkistan ahun 257 H (870 M) Al-Farabi  seorang  filosuf yang memiliki keahlian dalam banyak bidang keilmuan dan memandang filsafat secara utuh dan menyeluruh serta mengupasnya dengan sempurna.Al-Farabi dijuluki Al-Mua’alim al-tsani (guru kedua), sedang Al-Mu’alim al-awal (guru pertama) adalah Aristoteles.
   Metafisika
            Masalah ketuhanan adalah al-Maujud al-awwal sebagai sebab pertama bagi segala yang ada. Al-Farabi mengemukakan dalil Wajib al-wujud dan mumkin al-wujud. Segala yang ada hanya dua kemungkinan dan tidak ada alternative ketiga. Wajib al-wujud berarti wujudnya tidak boleh tidak ada, ada dengan sendirinya, esensi wujudnya sama dan satu.
            Menurut  Al-Farabi Tuhan  tidak mengetahui yang particular artinya Pengetahuan Tuhan tentang yang rinci tidak sama dengan pengetahuan manusia, Tuhan hanya dapat menangkap yang universal.
  
   Jiwa
             Jiwa manusia memancar dari akal fa’al, kesatuan antara jiwa dan jasad merupakan kesatuan secara accident artinya keduanya mempunyai substansi yang berbeda jasad tidak membawa binasanya jiwa. Jiwa manusia berasal dari alam Ilahi. Jiwa diciptakan tatkala jassad siap menerimanya.
Jiwa manusia mempunyai daya-daya sebagai berikut.
  a. Daya gerak meliputi makan, memelihara dan berkembang
  b. Daya mengetahui meliputi Merasa dan Imaginasi
  c. Daya berfikir meliputi akal prktis dan akal teoritis
            Jiwa fadilah merupakan jiwa yang mengetahui kebaikan dan berbuat baik serta dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani.
   Politik
            Pemikiran politiknya dituangkan dalam karyanya berjudul Al-Siyasah al-Madaniyyah (pemerintahan politik) dan Ara’al-Madinah al-Fadhilah (Negara Utama). Pekerjaan terpenting dalam Negara adalah pimpinan atau penguasanya. Penguasa adalah orang yang paling unggul baik dalam bidang intelektual dan moralnya. Ia harus memiliki kualitas berikut.
 1. Kecerdasan
 2. Ingatan yang baik
 3. Pikiran yang taiam
 4. Cinta pada pengetahuan
 5. Sikap modern dalam hal makanan, minuman dan seks
 6. Cinta pada kejujuran
 7. kemurahan hati
 8. Kesederhanaan

9. Cinta pada keadilan
 10. Ketegaran dan keberanian
 11. Kesehatan jasmani
 12. Kefasihan berbicara                                                                                              
Kepala Negara harus bersifat filosuf nabi, jika tidak ada yang memiliki dua belas atribut (kwalitas) di atas pimpinan Negara dapat di pegang secara kolektif untuk mencapai kebahagiaan.  Al-Farabi menekankan empat sifat utama bagi bangsa dan setiap warga Negara, yakni :
 1. Keutamaan tepritis, merupakan prinsip-prinsip pengetahuan yang diperoleh sejak awal tanpa diketahui cara dan asalnya, dapat diperoleh melalui,penelitian, belajar dan mengajar.
 2. Keutamaan pemikiran, yakni yang memungkinkan orang mengetahui hal-hal yang bermanfaat dalam tujuan, seperti kemampuaan membuat aturan (undang-undang).
 3. Keutamaan akhlak, bertujuan mencari kebaikan, pengetahuan ini menjadi syarat keutamaan pemikiran.
 4. Keutamaan amaliah, diperoleh melalui pernyataan-pernyataan yang memuaskan dan pemaksaan,
 5. Bertindak tidak berlebihan yang dapat merusak jiwa dan fisik.
   Teori Kenabian
            Manusia dapat berhubungan dengan akal fa’al melalui dua cara yakni penalaran atau renungan dan imaginasi atau intuisi (ilham). Ciri seorang nabi mempunyai daya imaginasi yang kuat, dimana objek indrawi dari luar tidak dapat mempengaruhinya ketika ia berhubungan dengan akal fa’al, Ia dapat menerima visi  dan kebenaran dalam bentuk wahyu. Wahyu mwrupakan limpahan dari tuhan melalui ‘aql fa’al (akal 10) yaitu Jibril.


Nabi berhubungan langsung dengan akal 10 tanpa melalui latihan, karena Allah menganugrahi akal yang mempunyai kekuatan suci.

            4. IBN SINA
            Abu Ali al-Husein ibn Abdullah bin al-Hasan ibn Ali ibn Sina, lahir di Afsyanah Transaxiana (Persia Utara) tahun 370 H, Ia seorang  filosuf dan hli kedokteran. Di dunia Barat Ibn  Sina dikenal dengan Avicenna dan disebut Aristoteles baru.
  Metafisika
            Ibnu Sina menganut paham emanasi, dari Tuhan memancar akal pertama, sekalipun tuhan terdahulu dari segi zat, namun Tuhan dan akal pertama saling azali. Akal pertama mempunyai dua sifat  yaitu sifat wajib wujudnya sebagai pancaran dari Allah dan sifat mungkin wujudnya jika ditinjau dari hakikat dirinya. 
            Bagi Ibnu Sina, alam adalah sesuatu yang mungkin ada dengan sendirinya, tetapi alam adalah sesuatu yang harus ada lantaran sesuatu yang lain, karena ia ada dalam ilmu tuhan, sesuatu yang ada didalam ilmu Tuhan itu haruslah ada.
   Jiwa
            Untuk membuktikan adanya jiwa, ibnu Sina mengajukan beberapa argumen :
   1. Argumen psikofisik
   2. Argumen aku dan kesatuan fenomena psikologis
   3. Argumen kontinuitas
   4. Argumen manusia terabang di udara
            Jiwa manusia mempunyai dua daya yaitu :
        1. Praktis yang berhubungan dengan badan
        2. Teoritis, hubungannya dengan hal-hal yang abstrak, daya ini mempunyai tingkatan.

            a. Akal material, mempunyai potensi berpikir dan belum dilatih
            b. Inttelectus in habitus, akal yang  telah mulai dilatih untuk berpikir tentang hal-hal
                yang abstrak
            c. Akal actual, yang telah dapat berpikir hal-hal yang abstrak
            d. Akal mustafad akal yang telah sanggup berpikir hal-hal yang abstrak dengan tidak
                perlu berdaya upaya, akal serupa ini sanggup menerima limpahan ilm     
                pengetahuan dari akal aktif.  
            Jiwa manusia merupakan satu unit tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan. Jiwa dan tubuh mempunyai hubungan yang erat,sehingga mempengaruhi akal. Semua perbuatan mempunyai aspek yaitu mentyal dan fisik.
  Kenabian
            Nabi harus memiliki imaginasi yang sangat kuat dan hidup, fisiknya harus kuat, sehingga ia harus mempengaruhi bukan hanya pemikiran orang lain., melainkan juga seluruh materi pada umumnya, nabi juga harus mampu melontarkan social politik.  Dengan imaginasi yang luar biasa kuatnya, pikiran nabi, melalui keniscayaan psikologi yang mendorong, mengubah kebenaran-kebenaran akal murni  dan konsep menjadi imaji-imaji dan simbol-simbol kehidupan.
  Tasawuf
            Ibnu Sina memulai tasawufnya dengan akal yang dibantu oleh hati, dengan kebersihan hati dan pancaran akal, lalu akal akan menerima ma’rifat dari akal fa’al. Kebahagiaan itu tidak akan tercapai, kecuali berhubungan manusia dengan tuhan, karena manusia mendapat sebagian pancaran dari perhubungan tersebut. Pancaran dan sinar ini tidak langsung keluar dari Allah, tetapi melalui akal fa’al.

           
5. AL-GHAZALI
            Abu Hamid ibn Muhammad ibn Ahmad al-Ghazali, digelari Hujjah Al-Islam, lahir di Thus Khurasan, Iran 450 H, karya-karya Al-Ghazali diperkirakan 300 buah.
   Metafisika dan fisika
            Menurut Al-Ghazali lapangan filsafat dibagi menjadi enam yaitu, matematika, logika, fisika, politik, etika dan metafisika, hubungan lapangan tersebut tidak sama dengan agama.  Selanjutnya dalam lapangan metafisika dan fisika, mengemukakan 29 persoalan, kekeliruan filosuf yakni 16 dalam bidang metafisika dan 4 dalam fisika. 17 soal dinyatakan sebagai ahl al-bida’ sedangkan 3 soal lainnya berlawanan dengan kaum muslimin. 20 persoalan tersebut ialah :
   1. Alam qodim (tidak bermula)
   2. Keabadian alam, masa dan gerak
   3. Konsep Tuhan sebagai pencipta alam dan alam adalah produk ciptaanNya
   4. Pembuktian eksistensi penciptaan alam
   5. Argumen rasional Tuhan itu satu dan tidak mungkin pengandaian dua wajib al wujud
   6. Penolakan akan sifat-sifat Tuhan
   7. Kemustahilan konsep genus (jins) kepada Tuhan
   8. Wujud Tuhan adalah wujud yang sederhana, Wujud murni tanpa esensi
   9. Argumen rasional bahwa tuhan bukan tubuh (jism)
   10. Argumen rasional tentang sebab dan pencipta alam (hokum alam tidak dapat berubah)
   11. Pengetahun Tuhan tentang selain diriNya dan Tuhan mengetahui  secara species dan
         secara Universal
   12. Pembuktian bahwa Tuhan mengetahui diriNya sendiri
   13. Tuhan tidak mengetahui perincian segala sesuatu (juziyya) melainkan secara umum

   14. Langit adalah makhluk hidup dan mematuhi Tuhan dalam gerak putarannya
   15. Tujuan yang menggerakkan langit
   16. Jiwa-jiwa langit mengetahui particular yang bermula
   17. Kemustahilan perpisahan dari sebab alami peristiwa-peristiwa.
   18. Jiwa manusia adalah substansi spiritual yang ada dengan sendirinya, tidak menempati
          ruang, tidak terpatri pada tubuh dan bukan tubuh
   19. Jiwa manusia setelah terwujud tidak dapat hancur
   20. Penolakan terhadap kebangkitan jasmani.

 Tiga persoalan yang dianggap filosuf menjadi kafir.
 1. Alam kekal (qodim) abadi dalam arti berawal
 2. Tuhan tidak mengetahui particular
 3. Pengingkaran terhadap kenangkitan Jasmani

  Moral
            Teori etika dikembangksn bersifat relijius dan sufi.
 Tujuan mempelajari akhlak
 a. Mempelajari akhlak sebagai studi murni teoritis
 b. Mempelajari akhlak untuk meningkatkan prilaku sehari-hari
 c. Mempelajari akhlak  untuk menemukan kebenaran tentang moral yang utama
           
 Corak akhlak Al-Ghazali mengajarkan manusia mempunyai tujuan yang agung yakni kebahagiaan diakhirat dan bahwa amal itu baik bila menghasilkan pengaruh pada jiwa. Tujuan akhlak memperoleh kebahagiaan ukhrowi. Kebahagiaan ini menjadi tema sentral para Nabi dan Rasul. Ilmu merupakan syarat pokok memperoleh kebahagiaan.
  Jiwa
            Manusia terdiri dari jiwa dan jasad, inti dari manusia adalah jiwa. Hakikat manusia makhluk spiritual rabbani.jiwa merupakan suatu zat bukan suatu keadaan atau aksiden, sehingga ia ada pada dirinya sendiri. Jiwa berasal dari ilahi mempunyai potensi kodrat mempunyai kecenderungan kepada kebaikan. Setiap jiwa diberi jasad, sehingga dengan bantuan jiwa bisa mendapatkan bekal. Jiwa yang mengetahui akhlak, anggota tubuh merupakan pengikut pelayan dan alat yang dipekerjakan dan digunakan oleh jiwa. Jiwa ituulah yang di terima Allah. Jiwalah memperoleh bahagia atau sengsara.

 
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Pemikiran filsafat islam adalah bersifat religious, spiritual, berupaya memadukan antara wahyu dan akal, akidah dan logika. Pembahasan filsafat islam dimulai dengan uraian filsafat islam dimulai dengan uraian para filosuf Islam.
            Al-Kindi membahas masalah ketuhanan, kosmologi, jiwa dan moral, hawa nafsu harus dibawah kendali akal dan agama. Al-Farabi membahas metafisika melalui proses emanasi melahirkan segala sesuatu, bahasan berikutnya tentang politik dan teori kenabian. Ibnu Sina membahas pemikiran metafisika melalui proses emanasi dari tuhan memancar akal pertama, jiwa berhubungan dengan konkrit (badan) dan hal yang abstrak, kenabian, dimana nabi harus memiliki imajinasi yang kuat, Tasawuf Ibnu Sina dimulai dari akal dibantu dengan hati. Al-Ghazali membagi lapangan filsafat menjadi enam yaitu metafisika, logika, fisika, politik, etika dan metafisika.

 Daftar Pustaka

Mat Jalil, 2008, Filsafat Umum, Penerbit CV. Citra Rafitama production, Metro.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar